Dunia Psikologi Perkembangan...

Dunia Fantastis..

Minggu, 05 Desember 2010

Film Gridiron Gang

Akhirnya, ada kesempatan buat ngisi blog ini lagi..
Kali ini saya akan membahas tentang sebuah film yang cukup membuat saya terharu..
“Gridiron Gang”..

Yaa.. “Gridiron Gang” bercerita tentang sebuah perubahan besar bagi penghuni penjara remaja laki-laki, bernama Camp KilPatrick, L.A Country Probation Departemen.
Latar belakang mereka dimasukkan di camp tersebut beraneka ragam. Ada yang bertindak melakukan perusakan, mabuk, mencuri mobil, membunuh, bandar narkoba, dan ada yang sebgai anggota geng tertentu yang sudah menjadi musuh bebuyutan bagi geng lain, sehingga selalu berbuat onar di jalanan.
Dengan latar belakang mereka masing-masing, dalam penjara tersebut, banyak terjadi keributan antar sesama penghuni. Dengan banyaknya keributan yang terjadi, Sean Porter(Dwayne Jhonson) dan Malcolm(Xzibit) dan rekan yang lain selaku fasilitator camp tersebut membicarakan kebiasaan buruk yang dilakukan oleh anak-anak di penjara. Hingga tercetuslah ide untuk membuat tim futbol Mustang. Awalnya mereka ragu untuk mewujudkannya, tetapi Sean bersikeras bahwa tim tersebut diadakan untuk dapat merubah perilaku penghuni penjara agar lebih baik. Supaya mereka dapat bekerjasama dalam tim, tidak lagi berbuat kasar, dan tidak mementingkan diri sendiri. Awal latihan pun dimulai. Latihan juga diwarnai keributan oleh Willie(Jade Yorker) dan Owens(David Thomas) yang dulunya berasal dari geng yang berbeda yang saling berseteru.
Tim Mustang akan bertanding melawan Tim Barrington yang sudah terkenal kehebatannya. Keributan antar anggota tim masih saja terjadi hingga hari ketiga latihan. Hingga tiba saat bertanding melawan Phanters (SMU Barrington), pertandingan berakhir dengan kekalahan mereka secara telak dengan skor 38-0.
Pertandingan kedua dimulai. Tim Mustang kalah lagi 21-14 dari Tim Bulldogs. Kekalahan mereka tak menyurutkan semangat anggota tim. Mereka saling membangun kekuatan dan kepercayaan bahwa mereka bisa menjadi yang terbaik. Hingga pada pertandingan ketiga, Tim Mustang menang melawan Tim Lions dengan skor 27-22. Kemenangan tersebut membuat Willie dan Owens yang selama ini saling berseteru akhirnya berdamai. Hubungan pun terlihat semakin erat diantara semua anggota tim. Anggota tim semakin memiliki rasa percaya diri.
Saatnya pertandingan lagi, Tim Mustang menang melawan Tim Eagles, 21-7, mereka pun masuk babak playoff. Terjadi sebuah keributan lagi pada akhir pertandingan tersebut yang membuat Owens masuk RS dan tim mereka dilarang masuk babak playoff.
Larangan tersebut membuat anggota tim kembali pada rutinitas dan semua terlihat lesu, dan Willie kembali terlihat emosi.
Sean melakukan rapat membicarakan larangan tersebut. Sean beranggapan bila mereka(pihak yang melarang) tidak mengijinkan Mustang main di playoff maka mereka sama saja akan mengembalikan kekuatan geng yang ada pada diri tim. Dengan keyakinan itu dan jaminan keamanan akhirnya Mustang dibolehkan bertanding dengan pengamanan ketat.
Saat pertandingan, Mustang kembali berhadapan dengan Phanters. Anggota tim tetap dan semakin terlihat bersemangat karena satu per satu keluarga mereka berdatangan untuk memberikan dukungan. Skor awal 14-0 untuk Phanters. Mustang kecewa. Tapi, mereka saling menyemangati bahwa mereka bisa menangkan pertandingan ini. Mereka saling memberikan kekuatan satu sama lain. Akhirnya Mustang menang dengan skor akhir 14-16. Kemenangan itu membuat mereka masuk babak final. Tapi, mereka kalah dengan skor 17-14. Lalu, di akhir cerita dengan berakhirnya pertandingan tersebut, semua anggota tim dibebaskan dari penjara. 24 anak sekolah, 3 anak kerja tetap, 5 kembali ke penjara. Mereka telah memilih jalan hidup mereka masing-masing. Meski hanya 75% berhasil, itu sudah suatu kemajuan yang luar biasa bagi mereka semua.

Analisa

Berdasarkan film di atas, diceritakan kehidupan remaja yang penuh dengan masalah. Mereka terjerumus pada lembah yang salah. Memang kehidupan remaja identik dengan masa pencarian jati diri yang mana remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Istilahnya usia tanggung. Dengan berada pada fase tersebut, remaja berada pada posisi identity vs identity confusion, atau identitas versus kebingungan identitas dalam pencarian jati diri. Remaja mencari identitasnya dengan mencoba hal-hal baru agar dapat beraktualisasi untuk menunjukkan eksistensi. Dan diantara hal-hal baru tersebut, ternyata mereka berada pada perilaku yang salah, hingga membuat mereka melakukan tindakan kejahatan seperti bergabung dengan geng, membunuh, mencuri, mabuk, dan menjadi bandar narkoba yang membuat mereka akhirnya dijebloskan ke dalam penjara. Meski telah dipenjara, kelakuan buruk mereka terkadang masih muncul.
Masa remaja juga identik dengan kepemilikan sebuah kelompok yang biasanya keman-mana selalu bersama, melakukan sharing, dan melakukan hobi bersama,dll. Remaja nyaman berada dalam kelompok yang dimilikinya karena adanya rasa aman dan nyaman dan kecocokan antar anggota kelompok. Dan bila salah satu anggota kelompoknya disakiti atau berada dalam posisi tidak aman biasanya teman kelompoknya sekuat tenaga akan membela temannya tersebut. Seperti contoh, misal, seorang cewek yang didekati oleh seorang cowok yang terkenal playboy dan nakal, teman –teman kelompok cewek tersebut sedikit banyak pasti memberikan masukan dan nasihat agar cewek tersebut berhati-hati terhadap cowok tersebut, karena teman-temannya takut ia akan disakiti hatinya oleh cowok tersebut.
Kemudian, dalam film ini, keterikatan antar anggota kelompok terlihat pada Willie yang anggota geng 88, saat di penjara bertemu dengan Owens,anggota geng 95 yang musuh bebuyutan. Dalam penjara mereka saling mengancam satu sama lain, karena di luar, rekan masing-masing geng mereka terus saja berseteru. Geng adalah sebuah istilah bagi sebuah kelompok yang memiliki ikatan yang kuat antar anggotanya. Terjadi peer group di dalamnya. Terdapat sebuah kecocokan untuk selalu bersama hingga membuat pertemanan menjadi erat. Dalam film ini, mungkin saja geng-geng tersebut dilatarbelakangi oleh tujuan yang sama antar anggota untuk saling membalas anggota geng lawan. Juga terjadi sebuah kepercayaan yang mendalam di dalam geng, hingga mereka selalu menjaga,membela, dan rela melakukan apa saja untuk gengnya hingga mereka pun tak takut mati untuk menjalaninya. Perkembangan emosional juga terjadi. Dengan kekerasan yang dilakukan oleh geng-geng tersebut, pastinya juga dipengaruhi oleh keadaan emosional remaja yang identik dengan menggebu-gebu, merasa dirinyalah yang paling hebat, merasa apa yang ia lakukan lah yang paling benar( personal fable).
Selain itu, juga terdapat Finding fault with authority figures yaitu menemukan kesalahan2 pada figur otoritas orang tua seperti yang sempat dikemukakan oleh Willie. Ia berasal dari keluarga yang berantakan dengan ayah yang selalu berbuat onar dirumah, hingga mungkin saja masalah tersebut juga yang menyebabkan Willie terjerumus dalam geng yang salah.
Keterikatan antar anggota kelompok juga tampak saat mereka bergabung dalam tim Mustang. Mereka saling support untuk memenangkan pertandingan.Mereka saling membangun kepercayaan diri masing-masing dan yakin bahwa mereka bisa. Kesimpulannya lingkungan sangat berpengaruh bagi kehidupan remaja. Lingkungan yang buruk membuat perilaku mereka menjadi buruk dan tak terkendali. Ternyata, dengan berada dalam lingkungan yang memang diciptakan untuk menjadi lebih baik, perilaku mereka pun juga menjadi berubah lebih baik. Mereka dibebaskan dari penjara karena kemauan mereka sendiri untuk berubah,mereka berhasil, dan menemukan jalan hidupnya masing-masing yang jauh lebih baik.
Silahkan menonton film ini..Dijamin seru..dan kita bisa dapat pelajaran berharga didalamnya..
Dan...
Terima Kasih.. sudah membaca tulisan ini.. Sampai jumpa di tulisan berikutnya..

Sabtu, 19 Juni 2010

Anak dan Teman

Anak di dalam kelompok teman sebaya
Dalam masa anak-anak tengah, kelompok teman sebaya sangat bermanfaat. Kelompok terbentuk secara alami diantara anak- anak yang tinggal berdekatan satu sama lain atau yang pergi ke sekolah bersama. Kelompok teman sebaya seringkali terdiri dari anak-anak yang memiliki ras atau asal suku bangsa yang sama, bahkan status sosial ekonomi yang serupa. Anak-anak yang bermain bersama biasanya usianya berdekatan dan berjenis kelamin sama. Kelompok anak laki-laki lebih konsisten mengejar kegiatan berjenis olahraga.

Pengaruh positif dan negatif hubungan teman sebaya
Anak mendapatkan manfaat dari melakukan banyak hal dengan teman sebaya. Mereka mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk sosialisasi dan keintiman, mereka meningkatkan hubungan, serta mereka mendapatkan perasaan memiliki. Mereka termotivasi untuk meraih prestasi dan memperoleh kesadaran identitas. Mereka belajar kepemimpinan dan ketrampilan komunikasi, kerjasama, peran, dan aturan.
Kelompok teman sebaya membantu anak-anak belajar bagaimana bergaul didalam masyarakat, bagaimana menyesuaikan kebutuhan dan hasrat mereka dengan orang lain, kapan menyerah, dan kapan mempertahankan. Kelompok teman sebaya menawarkan keamanan emosional, yang menjamin anak-anak bahwa mereka tidak sendirian dalam melindungi pikiran yang mungkin melukai hati orang dewasa. Kelompok teman sebaya berjenis kelamin sama, dapat membantu anak-anak mempelajari perilaku yang sesuai dengan gendernya dan memasukkan peran gender kedalam konsep diri mereka.
Pada sisi negatif, kelompok teman sebaya dapat menjadi klik, bertujuan untuk eksklusif dan inklusi. Mereka dapat memperkuat prasangka, sikap yang tidsak menyenangkan terhadap mereka diliuar kelompok. Kelompok teman sebaya juga dapat mendorong kecenderungan antisosial. Anak-anak praremaja sangat mudah terpengaruh terhadap tekanan untuk melakukan penyesuaian. Dengan menjadi bagian kelompok teman sebaya, anak diharapkan menerima nilai dan norma perilaku kelompok, meski hal tersebut tidak diinginkan oleh masyarakat, anak-anak tidak memiliki kekuatan untuk ,melawan.

Popularitas
Popularitas menjadi penting di masa anak-anak tengah. Para siswa yang teman sebayanya menyukai mereka cenderung menyesuaikan diri dengan baik sebagai remaja.Popularitas sosiometrik mengidentifikasi lima kelompok status teman sebaya :
1.Populer (anak yang menerima banyak nominasi positif)
2.Ditolak (anak yang banyak menerima nominasi negatif)
3.Diabaikan (anak yang menerima sedikit nominasi dari dua jenis nominasi)
4.Kontroversial (anak yang menerima banyak nominasi positif dan negatif)
5.Rata-rata (anak yang tidak menerima jumlah nominasi yang tidak biasa dari kedua jenis nominasi)
Anak yang populer secara sosiometrik biasanya memiliki mkemampuan kognitif yang baik, motivasi berprestasi yang tinggi, baik dalam memecahkan permasalahan sosial dan asertif tanpa mengaggu atau agresif. Mereka adalah anak yang baik hati, bisa dipercaya, kooperatif, serta membuka diri dan menyediakan dukungan emosional.
Anak bisa tidak populer, baik yang ditolak maupun diabaikan biasanya bersikap agresif, hiperaktif, tidak perhatian, dan menarik diri. Anak yang tidak populer seringkali tidak sensitif terhadap perasaan anak lain dan tidak beradaptasi dengan baik terhadap situasi baru. Dalam keluarga, seringkali anak memperoleh perilaku yang mempengaruhi popularitas. Orang tua otoritatif cenderung memiliki lebih banyak anak yang populer dibanding orang tua yang otoritarian. Anak dengan orang tua otoritarian yang menghukum dan mengancam cenderung mengancam atau bertindak jahat dengan anak lain, mereka menjadi kurang populer dibanding anak yang memiliki orang tua yang otoritatif yang berusaha membantu memahami apa yang dirasakan orang lain.

Anak dan Sekolah

Pendidikan sangat penting bagi perkembangan anak. Melalui pendidikan, anak memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru yang sebelumnya belum ia ketahui. Pendidikan dapat diperoleh melalui bermacam-macam media. Baik itu dari orang tuanya sendiri, tempat bermain,maupun sekolah. Untuk anak yang berusia 2-4 tahun ada wadah yang disebut dengan PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini), untuk memberikan pendidikan pengetahuan dasar sebelum anak memasuki TK. Kemudian ada wadah yang disebut dengan Day Care. Apakah Day Care itu??
Day Care adalah salah satu bentuk usaha kesejahteraan anak bagi anak yang orangtuanya tidak berkesempatan menyelenggarakan usaha kesejahteraan anak pada waktu mereka bekerja, yang juga menyelenggarakan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
Pekerjaan orang tua menentukan lebih dari sekedar sumber finansial keluarga. Banyak waktu, usaha, dan keterlibatan emosional orang dewasa dicurahkan kedalam pekerjaan mereka. Day Care dapat menjadi pilihan yang tepat bagi anak yang orang tuanya sibuk bekerja. Namun Day Care juga pasti menimbulkan berbagai macam dampak bagi perkembangan anak.
Dampak penitipan anak secara dini dapat bergantung pada jenis, jumlah, kualitas, dan stabilitas pengasuhan, serta penghasilan keluarga dan usia saat anakmulai mendapatkan pengasuhan nonmaternal. Temperamen dan gender dapat membuahkan perbedaan. Di tempat penitipan anak, anak pemalu cenderung lebih stres dibandingkan dengan anak yang mudah bersosialisasi. Kualitas pengasuhan tempat penitipan anak berkontribusi terhadap kompetensi kognitif dan psikososial. Kualitas pengasuhan tempat penitipan anak dapat diukur melalui karakteristik struktural, seperti pelatihan staf dan rasio anak terhadap pengasuh. Hal tersebut lebih mudah dikelola dan diukur daripada karakteristik proses seperti kehangatan, sensitivitas, dan keresponsifan pengasuh serta kecocokan dengan tahap perkembangan dari bebagai aktivitas yang dilakukan.
Elemen terpenting kualitas tempat penitipan anak adalah pengasuh ; merangsang interaksi dengan orang tua yang responsif penting bagi perkembangan kognitif, linguistik, dan psikososial pada masa dini. Pergantian staf yang rendah juga penting, anak butuh pengasuhan yang konsisten untuk mengembangkan rasa percaya dan kelekatan yang aman. Stabilitas pengasuhan memfasilitasi koordinasi antara orang tua dan pemberi layanan penitipan anak, yang dapat membantu melindungi dari pengaruh negatif berkepanjangan tempat penitipan anak.
Sebagai orang tua, tentunya ingin yang terbaik untuk anaknya, maka sebelum mendaftarkan anak pada Day Care, ada baiknya orang tua dapat mempertimbangkan terlebih dahulu segala dampak negatif dan positif dari Day Care.
Adapun daftar pertanyaan untuk memilih fasilitas penitipan anak yang baik.
1.Apakah fasilitasnya memiliki ijin operasi? Apakah memenuhi standar kesehatan, kebakaran, keamanan?
2.Apakah fasilitasnya bersih dan aman? Apakah memiliki spasi dalam dan luar ruangan yang pantas?
3.Apakah staf pengasuh terlatih dalam hal perkembangan anak?
4.Apakah pengasuh bersikap hangat,penyayang,menerima,responsif dan sensitif?
5.Apakah programnya mengajari kebiasaan sehat?
6.Apakah memberikan keseimbangan antara aktivitas tersruktur dan bermain bebas dan sesuai usia?
7.Apakah materi yang diberikan dapat merangsang penguasaan ketrampilan kognitif dan komunikatif sesuai kecepatan anak belajar?
8.Apakah program yang diadakan dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak, rasa ingin tahu, kreativitas dan disiplin diri?
9.Apakah mendorong anak bertanya, memecahkan masalah, mengutarakan perasaan dan pendapat, dan mengambil keputusan?
10.Apakah menumbuhkan harga diri, hormat pada yang lain, dan ketrampilan sosial?
11.Apakah membantu orang tua meningkatkan ketrampilan mereka membesarkan anak?
Dan lain-lain..tentunya dengan segala pertimbangan agar dapat memberikan manfaat yang positif bagi anak dan orang tua…

Identity and Gender


Identitas Diri

“Nama saya Adrian dan saya tinggal dalam sebuah rumah besar dengan ayah, ibu, dan kakak saya, Ana. Saya memiliki anjing yang lucu dan saya sangat menyayanginya, dan saya juga mempunyai games Play Station di kamar saya.. Saya suka segala makanan yang ada kejunya… Saya pandai menggambar, mau melihat gambar-gambar saya?? Saya punya rambut berwarna hitam. Saya memiliki banyak teman. Saya dan teman-teman senang bermain perang-perangan seperti para prajurit yang sedang berperang..”

Konsep Diri adalah gambaran total kita terhadap diri sendiri. Gambaran terhadap diri sendiri mulai fokus pada masa batita, ketika anak mengembangkan kesadaran diri. Konsep diri menjadi lebih jelas dan lengkap ketika seseorang menambah kemampuan-kemampuan kognitifnya dan berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan kanak-kanak, remaja, dewasa. Cara Adrian dalam menggambarkan dirinya ditunjukkan melalui perilaku-perilaku konkret dan dapat diamati, karakteristik eksternal, seperti tampilan fisik, kepemilikan dan anggota keluarga.
Hal yang tak terpisahkan dari konsep diri adalah harga diri. Harga diri adalah bagian evaluasi dari konsep diri, penilaian yang dibuat anak mengenai keberhargaan mereka. Dalam sudut pandang aliran Neo- Piaget, harga diri didasari oleh kemampuan kognitif anak yang tumbuh untuk menggambarkan dan mendefinisikan diri mereka sendiri.

Gender
Identitas Gender adalah kesadaran tentang keperempuanan atau kelaki-lakian dan hal yang diakibatkannya pada masyarakat adalah sebuah aspek penting dalam mengembangkan konsep diri.
Perbedaan gender adalah perbedaan perilaku atau psikososial antara laki- laki dan perempuan, berbeda dari perbedaan jenis kelamin, yaitu perbedaan fisik antara pria dan wanita. Seberapa jelaskah perbedaan gender??
Perbedaan utama adalah pada perilaku yang lebih agresif dari anak laki-laki. Kemudian kebanyakan anak perempuan lebih empatik dan suka menolong, serta lebih penurut pada orang tua dibandingkan anak laki-laki. Pada masa anak-anak awal, praremaja, dan remaja, anak perempuan cenderung menggunakan bahasa yang lebih responsif, seperti pujian, perhatian, pengakuan,dll.
Perbedaan gender yang muncul seiring dengan pertambahan usia disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman dan pengharapan sosial yang ditemui oleh anak laki-laki dan perempuan sejak mereka lahir. Pengalaman- pengalaman ini berhubungan dengan tiga aspek identitas gender diantaranya : peran, penipean, dan stereotip gender.
Peran Gender adalah sekumpulan perilaku minat, sikap,keahlian, dan trait kepribadian yang dianggap sesuai oleh sebuah budaya terhadap laki-laki ataupun perempuan. Dalam sejarahnya, pada kebanyakan budaya, perempuan diharapkan mendedikasikan waktu mereka untuk merawat rumah dan anak-anak, sedangkan laki-laki sebagai penyedia kebutuhan dan pelindung. Perempuan diharapkan menurut, dan laki-laki diharapkan aktif, agresif, dan kompetitif.
Penipean Gender adalah sebuah proses dimana anak mendapatkan peran gender. Ayah, terutama mempromosikan penipean gender, proses diman anak mempelajari tingkah laku yang budaya mereka anggap pantas bagi kelamin mereka masing-masing. Ayah memperlakukan anak laki-laki dan perempuan mereka lebih berbeda daripada ibi mereka. Kemudian ayah lebih banyak menghabiskan waktu dengan putra dibanding putri mereka.Ibu lebih banyak berbicara dan mendukung putri daripada putra mereka.
Stereotip Gender adalah sebuah generalisasi yang sudah ada sebelumnya mengenai perilaku laki-laki atau perempuan, seperti : Semua perempuan pasif dan bergantung:Semua laki-laki agresif dan mandiri. Stereotip gender diserap oleh banyak budaya.

Sabtu, 12 Juni 2010

Anak & Media

“Anak & Media : Si Dino Barney vs Si Spongebob Laut, hmmm..yang mana yaa???

“Jika melihat usia saya yang sudah bukan anak-anak lagi,tentunya saya sudah sulit untuk tertarik pada film Barney atau komik Spongebob yang notabene untuk anak-anak.Tentunya ada film,kartun,komik lain yang menurut saya lebih menarik.Tapi ternyata ketika saya menonton film Barney dan membaca komik Spongebob,pendapat saya..”menarik juga..” Jadi teringat masa kecil saya dulu yang selalu dipenuhi rasa ingin tahu dan keceriaan khas anak-anak. Film dan komik tersebut saya rasa cocok untuk dijadikan orang tua sebagai media pembelajaran bagi balitanya yang biasanya sedang kritis-kritisnya bila melihat hal baru. Apalagi pada era sekarang yang sudah jarang dijumpai tayangan televisi yang benar-benar fokus untuk anak. Mari kita lihat resensi dari kedua media tersebut…

Jenis Media : Film DVD
Judul : Barney “More Barney Songs”
Durasi : 53 menit. Tanggal : 7 Mei 2007

-Penyampaian Content :
Boneka seukuran manusia (didalamnya tentunya berisi manusia yang menggunakan pakaian tokoh Barney) bercampur dengan manusia (anak-anak usia Sekolah Dasar) yang penyampaian setiap topiknya selalu diiringi dengan tarian dan nyanyian.

-Content :
Bercerita tentang Barney dkk yang bermain pertunjukkan boneka tangan. Lalu menunjukkan cara mengekspresikan perasaan, belajar berhitung/angka, belajar membaca jam, berkemah, bermain buah dan sayur, membuat balon terbang, bercerita tentang matahari, belajar tentang musim, belajar alat musik, belajar mengenal hewan, belajar cara dan manfaat membersihkan diri, mencuci tangan, sikat gigi setelah makan,mandi. Kemudian belajar membaca, belajar tentang pertumbuhan manusia ketika tidur, yang setiap topik yang disampaikan selalu diiringi dengan tarian,nyanyian.

-Tujuan atau materi yang ingin disampaikan :
*Cara mengekspresikan perasaan,bila sedang senang, wajah kita tersenyum, bila marah ekspresinya seperti apa dan diarahkan pada hal yang positif.
*Mengenal apa itu berkemah(tidur dalam tenda)
*Berhitung angka 1-10, lalu dikembangkan lagi dengan belajar membaca jam.
*Mengenal jenis buah dan sayur serta manfaatnya bagi kesehatan.
*Belajar berimajinasi untuk dapat terbang sungguhan di langit.
*Mengenal matahari dan mengetahui jasa matahari bagi yang menerangi bumi bagi kehidupan manusia.
*Mengenal musim, misal saat musim dingin cuacanya seperti apa dan cara melindungi
tubuh dari udara dingin, missal dengan menggunakan baju penghangat atau mantel.
*Mengenal alat musik.
*Mengenal hewan –hewan yang ada di peternakan, misalnya sapi yang susunya dapat diminum dan ayam yang telurnya dapat dikonsumsi.
*Mengenal cara membersihkan diri, mandi, mencuci tangan, sikat gigi setelah makan, dan menjelaskan bahayanya bahwa didalam tubuh dan gigi ada bakteri yang menempel
bila malas mandi dan menyikat gigi.
*Mengenal manfaat istirahat atau tidur, bahwa bila sedang tidur sesungguhnya disitulah terjadi pertumbuhan badan.

-Sasaran penonton :
Semua umur, namun sangat cocok untuk anak usia balita sampai usia sekolah awal (3-7 tahun) untuk mengenal hal-hal baru. Cocok untuk anak perempuan dan laki-laki.

-Pengemasan media :
Sesuai tujuan, film yang sangat menarik. Barney mengajarkan anak- anak tentang pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Cocok untuk anak usia balita dan usia sekolah awal (3-7 tahun)
.
Kelebihan:
Dikemas dengan tampilan cerah, diiringi dengan musik, tarian, dan nyanyian yang menyenangkan pada setiap topik yang disampaikan dan tidak membuat bosan.
Kelemahan:
Terlalu banyak materi yang disampaikan. Bahasanya saat menyanyi menggunakan bahasa inggris yang terkadang kurang dimengerti oleh anak-anak.Serta adanya tokoh Barney yang mungkin membuat anak bertanya-tanya dan bingung mengapa binatang dapat berbicara, dan bermain bersama dengan manusia. Disnilah peran orang tua untuk membimbing dan menjelaskan pada anaknya tentang kebingungan yang mungkin saja terjadi.

-Teori yang relevan : Teori Piaget
Analisa media film Barney ditinjau dari :
• Tahapan praoperasional (preoperational stage), (3 - 7 tahun):
Dalam tahap ini, anak mulai belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Anak sangat imajinatif di saat ini. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.
Animisme adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Seperti seorang anak yang mengatakan, “Pohon itu bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.” Sedangkan Intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.
Hubungannya dengan film, anak akan berpikir bahwa tokoh Barney yang seukuran manusia tersebut memang dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Anak dapat mengikuti tarian dan nyanyian yang disampaikan oleh pemeran dengan penuh keceriaan. Selain itu, anak juga dapat berimajinasi, misal dengan membayangkan berada di balon udara yang sedang naik ke angkasa, lalu membayangkan bakteri yang menempel bila malas membersihkan diri. Kemudian anak juga berpikir dan bertanya pada orang tuanya, mengapa tokoh Barney yang bukan seorang manusia dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia.
• Perkembangan Emosi, anak dikenalkan berbagai macam emosi seperti saat sedih, menangis, dan saat gembira tertawa.


“ Sudah selesai baca resensi film Barney kan??gimana?menarik gak?sebagai bahan perbandingan , baca resensi dari komik Spongebob..”

Jenis : Komik
Judul : Spongebob.

Di dalamnya berisi 4 cerita, diantaranya:
1. Kota Rock Bottom
2. Pengait
3. Kacang berasap
4. Sandy, Spongebob dan cacing

Penyampaian content :
Dalam media ini, penyampaian content adalah berupa komik berwarna. Penulis menunjukkan gambar-gambar yang menjelaskan maksud dialog dalam cerita yang ingin disampaikan. Pembaca akan terbantu untuk memahami cerita tersebut berdasarkan gambar yang disajikan.

Content :
1. Kota Rock Bottom:
Dalam cerita ini menceritakan tentang 2 tokoh yaiitu Spongebob dan Patrick yang pergi ke Rock Bottom. Spongebob yang awalnya berangkat dersama Patrick harus tertinggal bis yang ditumpangi Patrick yang mengantarkan mereka kembali ke Bikini Bottom. Spongebob menunggu di halte dalam waktu yang cukup lama dan sering tertinggal bis. Pada saat dia sudah merasa capek dan kesal, ada seseorang yang membantunya dengan mengembalikan balon Spongebob yang sebelumnya hilang karena terseret angin. Akhirnya Spongebob bisa kembali ke Bikini Bottom dengan menggunakan balon udara tersebut.
2. Pengait:
Tuan Crab, pemilik restauran dimana Spongebob bekerja selalu mengingatkan untuk hati-hati pada pengait. Spongebob pun mencoba mengingat pesan tersebut. Namun di tengah pekerjaan, Spongebob diajak oleh Patrick untuk menyaksikan karnaval yang sebenarnya adalah jebakan pengait, namun keduanya tidak mengetahui karena di tiap pengait ada sesuatu yang menyenangkan seperti makanan. Keasyikan Spongebob membuatnya lupa pada pekerjaan dan membuat Tuan Crab kecewa dan marah. Keesokan harinya, Spongebob kembali meninggalkan pekerjaannya dan menyaksikan karnaval. Pada akhirnya Spongebob terjebak dengan pengait. Dia kembali ke tempat kerja dan disarankan Tuan Crab untuk melepaskan celananya agar terlepas dari pengait. Pengunjung restauran menyaksikan Spongebob dan membuatnya semakin malu dan meyakinkan Tuan Crab bahwa dia akan patuh pada perintahnya. Ternyata, pancingan tersebut memang sengaja diperintahkan Tuan Crab kepada Squidward untuk memberi pelajaran pada Spongebob yang telah lalai dalam bekerja.
3. Kacang berasap:
Spongebob dan Patrick pergi ke kebun binatang Bikini Bottom. Spongebob ingin melihat pertunjukan kerang . Ternyata kerang tidak bereaksi dan membuat Spongebob melemparkan kacang untuk membangunkan kerang tanpa sepengetahuan Patrick. Ternyata kerang tersebut bangun dan marah sehingga membuat petugas meminta pengunjung pertunjukan untuk segera meninggalkan tempat karena takut bahaya. Banyak orang ingin mencari tahu siapa pelakunya. Pada akhirnya Patrick diduga bersalah dan ditangkap. Dia diletakkan di tengah pertunjukan dan dilempari kacang. Namun Spongebob tiba-tiba melakukan suatu pegakuan yang membuat keduanya dilempar kacang. Petugas pertunjukan tiba-tiba menghentikan pelemparan kacang dan mengumumkan bahwa pelaku utama adalah Tuan Crab karena telah mencuri mutiara dari kerang tersebut.
4. Sandy, Spongebob dan cacing:
Di dunia Bikini Bottom ada kejadian yang aneh dimana rumah Spongebob, ekor Sandy dan beberapa alat termakan yang diduga dilakukan oleh cacing raksasa dari Alaska. Sandy adalah korban yang paling kecewa dan ingin melawan cacing tersebut, namun niatnya dihalangi oleh Spongebob karena cacing tersebut berbahaya. Saat Sandy dan Spongebob tiba di gua, Sandy merasa menjadi pahlawan karena merasa telah menemukan cacing tersebut. Ternyata tanpa dia sadari, tempat dimana dia berdiri adalah lidah cacing raksasa tersebut. Cacing tersebut marah dan mencoba mengejar keduanya. Namun pada akhirnya mereka berani lolos dan berhasil mengalahkan cacing raksasa.
Tujuan/materi yang ingin disampaikan :
1. Kota Rock Bottom:
Dalam cerita ini, penulis ingin menyampaikan agar kita menjadi seseorang yang pemberani serta pantang menyerah. Di tengah kegelisahan ternyata tanpa disangka akan ada bantuan yang kita butuhkan.
2. Pengait:
Sebagai seseorang yang punya kewajiban dalam bekerja kita harus loyal dan patuh pada aturan. Apapun hal yang membuat kita tergiur, kita tetap harus fokus bekerja.
3. Kacang berasap:
Diharapkan agar kita menjadi orang jujur dan tanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Kita tidak boleh mengkambinghitamkan seseorang atau menjadikan orang lain sebagai korban dari perilaku yang kita lakukan.
4. Sandy, Spongebob dan cacing:
Kita harus menjadi pemberani dan mencari solusi atas masalah yang ada. Namun kita tidak diperbolehkan untuk sombong karena bisa menjadi boomerang bagi kita sendiri.

Sasaran pembaca:
Untuk anak usia anak-anak hingga remaja (4 -18 tahun an)
Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan

Pengemasan media :
Dari segi tampilan media yang menunjukkan gambar berwarna sudah menarik pembaca, content dari media tersebut juga sudah cukup sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan. Namun, untuk anak-anak, sebenarnya kurang sesuai karena gambar dan beberapa cerita kurang logis/tidak sesuai dengan kenyataan (rumah nanas, terbang dengan balon, binatang yang berbicara seperti manusia). Bentuk dari tokohnya aneh dan sifat-sifat yang digambarkan seperti berbohong, pendendam, tidak setia kawan dikhawatirkan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, untuk anak-anak disarankan dibimbing oleh orangtuanya saat membaca agar tidak menyerap sesuatu yang salah. Sehingga pada akhirnya orang tua bisa mengarahkan dan cerita tersebut bisa member pelajaran dan manfaat tersendiri bagi pembaca.

Alasan sesuai teori:
Berikut analisa media komik ditinjau dari usia perkembangannya (4 – 18 tahun):
• Tahapan praoperasional (2 - 7 tahun):
Dalam tahap ini, anak mulai belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Anak sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan. Hubungannya dengan komik, anak akan berpikir bahwa tokoh dalam komik tersebut seperti manusia. Ada perasaan bahagia dan ada senang seperti dalam cerita.
• Tahapan operasional konkrit (7 – 11 tahun):
Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar, dan pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objek. Dalam komik ini, anak bisa membedakan atau mengklasifikasi mana tokoh yahng baik dan buruk.
• Tahapan operasional formal (11 tahun ke atas):
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Hampi sama dengan tahap operasinal konkrit dimana anak sudah bisa mengklasifikasikan sesuatu, namun mereka mulai berpikir logis. Sebagai contoh, tidak mungkin dalam kehidupan nyata ada rumah nanas, ada kehidupan seperti manusia di dalam laut, binatang bisa berbicara.
Berdasarkan tugas perkembangan:
Pada masa kanak-kanak, individu udah mengenal dan menguasai sejumlah pembendaharaan kata-kata (vocabulary); usia sekitar 3-4 tahun pembendaharaanya sekitar 300 dan pada usia 6-8 tahun ia dengan enag 2.500 kata, bahkan dapat diduga lebih dari jumlah terebut (Lefrancois, 1975:186; Crow & Crow, 1956:65);
Pada masa anak sekolah, dengan dikuasai nya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, maka periode 6-8 tahun ia dengan senang hati sekali membaca dan mendengar dongen fantasi; usia 10-12 gemar membaca cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan, riwayat para pahlawan, dan sebagainya);

Analisa perbandingan kedua media :
Film Barney dikemas dengan tampilan yang menarik,dengan warna-warna cerah, dan selalu diiringi dengan tarian dan nyanyian bersama pada setiap topic yang disampaikan. Film Barney sangat memberikan manfaat bagi anak- anak yang menontonnya, karena Barney memainkan peran dengan penuh sukacita dalam mengajarkan berbagai hal misalnya anak diajari cara menunjukkan perasaan, mengenal macam buah dan sayur, cara membersihkan diri, berhitung angka,berimajinasi, mengenal macam- macam musim, mengenal nama hewan dan manfaatnya, mengenal manfaat matahari, dan lain-lain.
Film Barney mengajarkan cara belajar yang santai yang mudah diterima oleh anak-anak,melalui pembelajaran yang diiringi dengan tarian dan nyanyian sehingga membuat anak merasa senang dan tidak cepat bosan dalam menonton film ini.Sekali mendayung, dua pulau terlampaui. Begitu istilah peribahasa yang saya dapat gunakan dalam menyimpulkan film ini, karena anak dapat belajar sekaligus bermain dalam satu waktu.
Sedangkan komik Spongebob, memang tampilan komiknya dikemas menarik dengan warna-warna cerah, akan tetapi menjadi tidak masuk akal karena ada kehidupan di bawah laut yang dapat berbicara seperti manusia. Selain itu, karakter tokoh yang ditampilkan juga cenderung buruk (licik) dalam persaingan sehingga dikhawatirkan anak menjadi salah tanggap dalam memaknai komik tersebut dan menirunya. Perlu brimbingan orang tua yang cukup untuk menjelaskan pada anak mana manfaat positif yang dapat diambil dan makna negative yang tidak boleh ditiru dalam komik Spongebob ini.

Conclusion :
Saya sarankan pada para orang tua di muka bumi ini yang membaca blog saya..Saya lebih menyukai Film Barney karena lebih menarik dan lebih banyak manfaatnya. Anak dapat mengenal hal baru. Cara pembelajaran yang tidak monoton. Dapat belajar sekaligus bermain. Sedangkan komik Spongebob, isinya kurang menarik,karakter tokoh yang cenderung buruk sehingga menurut saya hanya bisa dijadikan bacaan sepintas (untuk refreshing) saja, bukan untuk media pembelajaran.
“ Selanjutnya terserah anda…”
Terima Kasih…
Sebenarnya mau saya tampilkan gambar..tapi tidak memungkinkan krena suatu hal..

Rabu, 12 Mei 2010

Musik dan Perkembangan Emosi Anak

Perkembangan Emosi Anak

Emosi adalah perasaan yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya. Emosi dipengaruhi oleh faktor biologis, namun faktor biologis hanya sebagai bagian dari emosi. Misalnya seorang tuna netra meskipun tidak dapat melihat tapi tetap memiliki dan merasakan emosi. Untuk memahami kapan, dimana, dan bagaimana emosi diekspresikan harus memahami budaya yang berlaku. Biologis membuat manusia menjadi makhluk emosional, tapi perkembangan emosi dipengaruhi oleh keterikatan terhadap budaya dan hubungan orang lain.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, yang merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.


Klasifikasi emosi :
1. Spesifik : perasaan sedih, senang yang jelas terasa
2. Tidak spesifik : perasaan yang tidak jelas, adanya ketidaknyamanan, seperti ketika sedang menghadapi suatu masalah ada rasa ingin menangis tapi tidak bisa menangis
3. Intensitas Lemah : perasaan senang tapi tidak terlalu senang
4. Intensitas Kuat : perasaan senang yang amat sekali
5. Positif : perasaan senang, bahagia
6. Negatif : perasaan marah, jengkel

Beberapa tren pengaturan emosi :
1.Berasal dari sumber daya eksternal ke internal. Orang tua mengajarkan pada anak apa dan bagaimana emosi yang sedang anak rasakan
2.Strategi kognitif. Mengajarkan untuk selalu berpikir positif pada tiap situasi yang sedang dihadapi. Dapat juga dengan pengalihan atensi.
3.Rangsangan emosi.
4.Memilih dan mengatur konteks hubungan. Mengajarkan pada anak, misalnya ketika sedang marah, harus tetap ada batasannya.
5.Coping terhadap stress. Mengcopy stress pada hal lain yang lebih bermanfaat.

Konsep perkembangan emosi :
1. Pengaturan emosi (emotional regulation)
A. Emotion Coaching, maksudnya memonitor, melatih, dan scaffolding pada emosi anak. Peran orang tua sangat penting dalam mengatur emosi anak, misalnya jika anak sedang mengalami kegagalan, anak tersebut dibolehkan marah tapi tetap dikontrol agar jangan sampai merusak (anarkhi).
B. Emotion Dismissing, dengan melakukan penolakan, mengabaikan, dan mengubah emosi anak. Misalnya jika anak terlihat sedih, kita tidak perlu menanyakan apa penyebab anak sedih tapi kita langsung mengalihkannya dengan mengajaknya berjalan – jalan atau bermain bersama.

2. Kompetensi emosi (emotional competence)
Agar bisa dikatakan kompeten secara emosional, seseorang harus menguasai ketrampilan yang berhubungan dengan konteks sosial, dengan menggunakan kosakata yang tepat. Pemahaman tentang keadaan emosi yang dialami mendeteksi emosi orang lain menggunakan kosakata yang tepat untuk mengekspresikan emosi, sensitif dan empati.


Mengarahkan Perkembangan Emosi Anak
Balita butuh dukungan bagi perkembangan emosinya. Lima prinsip berikut ini perlu diketahui orang tua untuk mengembangkan emosi anak
1. Tetapkan waktu bermain setiap hari dengan anak. Beri kesempatan pada anak untuk menentukan apa yang ingin ia lakukan bersama Anda. Tempatkan anak pada posisi pemimpin dan Anda pada posisi yang dipimpin.
2. Luangkan waktu untuk memecahkan masalah bersama anak. Ketika anak merasa sedih karena tidak diajak bermain oleh temannya, bantu anak mencari penyebabnya, kemudian cari bersama pemecahannya. Acara semacam ini membantu anak belajar berpikir logis dalam mengatasi masalah emosinya, dan menumbuhkan kemampuannya untuk mengantisipasi, serta berkesempatan mengatasi masalah emosinya sendiri.
3. Melihat masalah dari sudut pandang anak. Kalau kita sungguh-sungguh mendengarkan dan berempati terhadap anak, kita dapat memahami alasan anak melakukan segala sesuatu. Misalnya, saat anak mengamuk, Anda perlu mendengarkan alasan mengapa ia melakukan hal itu. Saat Anda paham betul perasaan anak, Anda mungkin sekali tidak akan ikut-ikutan marah
4. Minimalkan masalah. Saat anakl merasa jengkel karena gagal menyusun balok menjadi bentuk gedung yang ia inginkan, misalnya, Anda dapat menunjukkan penyebab kegagalannya.
5. Berikan batasan. Batasan memberi bimbingan dan rasa aman kepada anak. Menetapkan batasan dapat dikombinasi dengan waktu bermain bersama anak, khususnya ketika anak menunjukkan perilaku buruk.


Musik dan Kecerdasan Emosi
Dalam perkembangan kognitif dari Piaget, dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.
Kemampuan-kemampuan seperti itulah makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika,dan penyelesaian masalah. Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).
Menurut Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.
Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi. Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu).
Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia. Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.

Rabu, 05 Mei 2010

Perkembangan Kognitif dan Bahasa Pada Anak


Perkembangan Kognitif

1. Teori kognitif Piaget
Piaget dalam teorinya memandang anak sebagai individu (pembelajar) yang aktif. Perhatian utama Piaget tertuju kepada bagaimana anak-anak dapat mengambil peran dalam lingkungannya dan bagaimana lingkungan sekitar berpengaruh pada perkembangan mentalnya. Piaget tidak memberikan penekanan terhadap pentingnya bahasa dalam perkembangan kognitif anak. Bagi Piaget bukan perkembangan bahasa pertama yang paling fundamental dalam perkembangan kognitif melainkan aktivitas atau action.
Menurut psikologi Piaget, dua macam perkembangan dapat terjadi sebagai hasil dari beraktivitas, yaitu asimilasi dan akomodasi. Suatu perkembangan disebut asimilasi jika aktivitas terjadi tanpa menghasilkan perubahan pada anak, sedangkan akomodasi terjadi jika anak menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang ada di lingkungannya. Misalnya ketika anak sudah bisa menggunakan sendok dan kemudian diberi garpu dan dia menggunakan garpu (alat makan baru) sebagaimana ia menggunakan sendok yang berfungsi sebagai alat makan yang dikenal sebelumnya, berarti ia telah melakukan asimilasi. Akan tetapi, ketika ia sadar bahwa dengan garpu ia memiliki kesempatan untuk makan dengan cara menusukkan garpu ke makanan dan bukan cuma menyendoknya. Dengan demikian, anak itu telah melakukan akomodasi.
2. Teori kognitif Vygotsky
Vygotsky memberikan pandangan berbeda dengan Piaget terutama pandangannya tentang pentingnya faktor sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky memandang pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak. Menurut Vygotsky perkembangan bahasa pertama anak tahun kedua di dalam hidupnya dipercaya sebagai pendorong terjadinya pergeseran dalam perkembangan kognitifnya. Bahasa memberi anak sebuah alat baru sehingga memberi kesempatan baru kepada anak untuk melakukan berbagai hal, untuk menata informasi dengan menggunakan simbol-simbol.
Menurut Vygostky, anak belajar dengan cara menginternalisasi hasil dari interaksi dengan orang tua. Orang lain dan bahasa memiliki peranan penting dalam perkembangan kognitif anak.
Dalam teori Vygotsky, ada yang disebut dengan ZPD ( Zone of Proximal Development )adalah kesenjangan antara apa yang sudah bisa mereka lakukan dengan apa yang belum bisa mereka capai dengan mengandalkan diri mereka sendiri, dalam arti memerlukan bantuan teman, anak lain yang lebih terlatih, juga orang dewasa.
ZPD dibagi menjadi dua . ZPD batas bawah dan ZPD batas atas. ZPD batas bawah maksudnya tingkat keahlian yang dimiliki anak secara mandiri. Sedangkan ZPD batas atas maksudnya tingkat keahlian tambahan yang dimiliki anak dengan bantuan instruktur.
Beberapa pengikut Vygostky, telah mengaplikasikan sebuah metafora mengenai perancah ( scaffold ). Scaffolding adalah dukungan sementara yang diberikan oleh orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya sampai anak tersebut bisa melakukan sendiri, sehingga terjadinya perubahan tingkat dukungan pada anak. Scaffolding dapat membantu orang tua dan guru secara efisien memandu kemajuan kognitif anak. Misalnya seorang anak yang sedang belajar jalan, awalnya dengan ”mentitah” atau menegakkan tubuh anak sambil memegangi kedua tangannya ketika berjalan, kemudian dengan melepaskan satu tangan kita, sehingga semakin lama tangannya dilepas, dan membiarkan anak belajar berjalan tanpa dipegangi lagi, lalu membiarkannya berjalan sendiri beberapa langkah yang anak mampu hingga akhirnya benar – benar dapat berjalan sendiri.

Perkembangan Bahasa
Nadia, 5tahun, sendiri di ruang belajarnya dan menggambar. Saat menggambar, ia berbicara dalam hatinya, ”Enaknya rumah ini aku kasih warna apa ya??, hijau atau biru, hmmm..biru aja dech,lebih bagus..”. Kemudian saat telah selesai menggambar terdengar ia sedang berbicara keras, ”Yess..akhirnya selesa juga,bagus banget dech gambarku,pasti Bu Guru kasih aku nilai bagus..”
Perkataan pribadi (Private Speech) adalah penggunaan bahasa untuk kemandirian pribadi pada anak berusia 3- 7 tahun tanpa adanya niat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Macamnya ada dua, seperti dalam contoh Nadia di atas, berbicara dalam hatinya ketika menggambar disebut dengan private speech internal, sedangkan kalimat keras yang dia ucapkan saat selesai menggambar adalah private speech eksternal. Anak yang melakukan Private Speech biasanya dalam melakukan kegiatan lebih fokus dan memiliki kinerja yang baik.



Terima Kasih..Semoga Bermanfaat..