Dunia Psikologi Perkembangan...

Dunia Fantastis..

Sabtu, 19 Juni 2010

Anak dan Teman

Anak di dalam kelompok teman sebaya
Dalam masa anak-anak tengah, kelompok teman sebaya sangat bermanfaat. Kelompok terbentuk secara alami diantara anak- anak yang tinggal berdekatan satu sama lain atau yang pergi ke sekolah bersama. Kelompok teman sebaya seringkali terdiri dari anak-anak yang memiliki ras atau asal suku bangsa yang sama, bahkan status sosial ekonomi yang serupa. Anak-anak yang bermain bersama biasanya usianya berdekatan dan berjenis kelamin sama. Kelompok anak laki-laki lebih konsisten mengejar kegiatan berjenis olahraga.

Pengaruh positif dan negatif hubungan teman sebaya
Anak mendapatkan manfaat dari melakukan banyak hal dengan teman sebaya. Mereka mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk sosialisasi dan keintiman, mereka meningkatkan hubungan, serta mereka mendapatkan perasaan memiliki. Mereka termotivasi untuk meraih prestasi dan memperoleh kesadaran identitas. Mereka belajar kepemimpinan dan ketrampilan komunikasi, kerjasama, peran, dan aturan.
Kelompok teman sebaya membantu anak-anak belajar bagaimana bergaul didalam masyarakat, bagaimana menyesuaikan kebutuhan dan hasrat mereka dengan orang lain, kapan menyerah, dan kapan mempertahankan. Kelompok teman sebaya menawarkan keamanan emosional, yang menjamin anak-anak bahwa mereka tidak sendirian dalam melindungi pikiran yang mungkin melukai hati orang dewasa. Kelompok teman sebaya berjenis kelamin sama, dapat membantu anak-anak mempelajari perilaku yang sesuai dengan gendernya dan memasukkan peran gender kedalam konsep diri mereka.
Pada sisi negatif, kelompok teman sebaya dapat menjadi klik, bertujuan untuk eksklusif dan inklusi. Mereka dapat memperkuat prasangka, sikap yang tidsak menyenangkan terhadap mereka diliuar kelompok. Kelompok teman sebaya juga dapat mendorong kecenderungan antisosial. Anak-anak praremaja sangat mudah terpengaruh terhadap tekanan untuk melakukan penyesuaian. Dengan menjadi bagian kelompok teman sebaya, anak diharapkan menerima nilai dan norma perilaku kelompok, meski hal tersebut tidak diinginkan oleh masyarakat, anak-anak tidak memiliki kekuatan untuk ,melawan.

Popularitas
Popularitas menjadi penting di masa anak-anak tengah. Para siswa yang teman sebayanya menyukai mereka cenderung menyesuaikan diri dengan baik sebagai remaja.Popularitas sosiometrik mengidentifikasi lima kelompok status teman sebaya :
1.Populer (anak yang menerima banyak nominasi positif)
2.Ditolak (anak yang banyak menerima nominasi negatif)
3.Diabaikan (anak yang menerima sedikit nominasi dari dua jenis nominasi)
4.Kontroversial (anak yang menerima banyak nominasi positif dan negatif)
5.Rata-rata (anak yang tidak menerima jumlah nominasi yang tidak biasa dari kedua jenis nominasi)
Anak yang populer secara sosiometrik biasanya memiliki mkemampuan kognitif yang baik, motivasi berprestasi yang tinggi, baik dalam memecahkan permasalahan sosial dan asertif tanpa mengaggu atau agresif. Mereka adalah anak yang baik hati, bisa dipercaya, kooperatif, serta membuka diri dan menyediakan dukungan emosional.
Anak bisa tidak populer, baik yang ditolak maupun diabaikan biasanya bersikap agresif, hiperaktif, tidak perhatian, dan menarik diri. Anak yang tidak populer seringkali tidak sensitif terhadap perasaan anak lain dan tidak beradaptasi dengan baik terhadap situasi baru. Dalam keluarga, seringkali anak memperoleh perilaku yang mempengaruhi popularitas. Orang tua otoritatif cenderung memiliki lebih banyak anak yang populer dibanding orang tua yang otoritarian. Anak dengan orang tua otoritarian yang menghukum dan mengancam cenderung mengancam atau bertindak jahat dengan anak lain, mereka menjadi kurang populer dibanding anak yang memiliki orang tua yang otoritatif yang berusaha membantu memahami apa yang dirasakan orang lain.

Anak dan Sekolah

Pendidikan sangat penting bagi perkembangan anak. Melalui pendidikan, anak memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru yang sebelumnya belum ia ketahui. Pendidikan dapat diperoleh melalui bermacam-macam media. Baik itu dari orang tuanya sendiri, tempat bermain,maupun sekolah. Untuk anak yang berusia 2-4 tahun ada wadah yang disebut dengan PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini), untuk memberikan pendidikan pengetahuan dasar sebelum anak memasuki TK. Kemudian ada wadah yang disebut dengan Day Care. Apakah Day Care itu??
Day Care adalah salah satu bentuk usaha kesejahteraan anak bagi anak yang orangtuanya tidak berkesempatan menyelenggarakan usaha kesejahteraan anak pada waktu mereka bekerja, yang juga menyelenggarakan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
Pekerjaan orang tua menentukan lebih dari sekedar sumber finansial keluarga. Banyak waktu, usaha, dan keterlibatan emosional orang dewasa dicurahkan kedalam pekerjaan mereka. Day Care dapat menjadi pilihan yang tepat bagi anak yang orang tuanya sibuk bekerja. Namun Day Care juga pasti menimbulkan berbagai macam dampak bagi perkembangan anak.
Dampak penitipan anak secara dini dapat bergantung pada jenis, jumlah, kualitas, dan stabilitas pengasuhan, serta penghasilan keluarga dan usia saat anakmulai mendapatkan pengasuhan nonmaternal. Temperamen dan gender dapat membuahkan perbedaan. Di tempat penitipan anak, anak pemalu cenderung lebih stres dibandingkan dengan anak yang mudah bersosialisasi. Kualitas pengasuhan tempat penitipan anak berkontribusi terhadap kompetensi kognitif dan psikososial. Kualitas pengasuhan tempat penitipan anak dapat diukur melalui karakteristik struktural, seperti pelatihan staf dan rasio anak terhadap pengasuh. Hal tersebut lebih mudah dikelola dan diukur daripada karakteristik proses seperti kehangatan, sensitivitas, dan keresponsifan pengasuh serta kecocokan dengan tahap perkembangan dari bebagai aktivitas yang dilakukan.
Elemen terpenting kualitas tempat penitipan anak adalah pengasuh ; merangsang interaksi dengan orang tua yang responsif penting bagi perkembangan kognitif, linguistik, dan psikososial pada masa dini. Pergantian staf yang rendah juga penting, anak butuh pengasuhan yang konsisten untuk mengembangkan rasa percaya dan kelekatan yang aman. Stabilitas pengasuhan memfasilitasi koordinasi antara orang tua dan pemberi layanan penitipan anak, yang dapat membantu melindungi dari pengaruh negatif berkepanjangan tempat penitipan anak.
Sebagai orang tua, tentunya ingin yang terbaik untuk anaknya, maka sebelum mendaftarkan anak pada Day Care, ada baiknya orang tua dapat mempertimbangkan terlebih dahulu segala dampak negatif dan positif dari Day Care.
Adapun daftar pertanyaan untuk memilih fasilitas penitipan anak yang baik.
1.Apakah fasilitasnya memiliki ijin operasi? Apakah memenuhi standar kesehatan, kebakaran, keamanan?
2.Apakah fasilitasnya bersih dan aman? Apakah memiliki spasi dalam dan luar ruangan yang pantas?
3.Apakah staf pengasuh terlatih dalam hal perkembangan anak?
4.Apakah pengasuh bersikap hangat,penyayang,menerima,responsif dan sensitif?
5.Apakah programnya mengajari kebiasaan sehat?
6.Apakah memberikan keseimbangan antara aktivitas tersruktur dan bermain bebas dan sesuai usia?
7.Apakah materi yang diberikan dapat merangsang penguasaan ketrampilan kognitif dan komunikatif sesuai kecepatan anak belajar?
8.Apakah program yang diadakan dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak, rasa ingin tahu, kreativitas dan disiplin diri?
9.Apakah mendorong anak bertanya, memecahkan masalah, mengutarakan perasaan dan pendapat, dan mengambil keputusan?
10.Apakah menumbuhkan harga diri, hormat pada yang lain, dan ketrampilan sosial?
11.Apakah membantu orang tua meningkatkan ketrampilan mereka membesarkan anak?
Dan lain-lain..tentunya dengan segala pertimbangan agar dapat memberikan manfaat yang positif bagi anak dan orang tua…

Identity and Gender


Identitas Diri

“Nama saya Adrian dan saya tinggal dalam sebuah rumah besar dengan ayah, ibu, dan kakak saya, Ana. Saya memiliki anjing yang lucu dan saya sangat menyayanginya, dan saya juga mempunyai games Play Station di kamar saya.. Saya suka segala makanan yang ada kejunya… Saya pandai menggambar, mau melihat gambar-gambar saya?? Saya punya rambut berwarna hitam. Saya memiliki banyak teman. Saya dan teman-teman senang bermain perang-perangan seperti para prajurit yang sedang berperang..”

Konsep Diri adalah gambaran total kita terhadap diri sendiri. Gambaran terhadap diri sendiri mulai fokus pada masa batita, ketika anak mengembangkan kesadaran diri. Konsep diri menjadi lebih jelas dan lengkap ketika seseorang menambah kemampuan-kemampuan kognitifnya dan berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan kanak-kanak, remaja, dewasa. Cara Adrian dalam menggambarkan dirinya ditunjukkan melalui perilaku-perilaku konkret dan dapat diamati, karakteristik eksternal, seperti tampilan fisik, kepemilikan dan anggota keluarga.
Hal yang tak terpisahkan dari konsep diri adalah harga diri. Harga diri adalah bagian evaluasi dari konsep diri, penilaian yang dibuat anak mengenai keberhargaan mereka. Dalam sudut pandang aliran Neo- Piaget, harga diri didasari oleh kemampuan kognitif anak yang tumbuh untuk menggambarkan dan mendefinisikan diri mereka sendiri.

Gender
Identitas Gender adalah kesadaran tentang keperempuanan atau kelaki-lakian dan hal yang diakibatkannya pada masyarakat adalah sebuah aspek penting dalam mengembangkan konsep diri.
Perbedaan gender adalah perbedaan perilaku atau psikososial antara laki- laki dan perempuan, berbeda dari perbedaan jenis kelamin, yaitu perbedaan fisik antara pria dan wanita. Seberapa jelaskah perbedaan gender??
Perbedaan utama adalah pada perilaku yang lebih agresif dari anak laki-laki. Kemudian kebanyakan anak perempuan lebih empatik dan suka menolong, serta lebih penurut pada orang tua dibandingkan anak laki-laki. Pada masa anak-anak awal, praremaja, dan remaja, anak perempuan cenderung menggunakan bahasa yang lebih responsif, seperti pujian, perhatian, pengakuan,dll.
Perbedaan gender yang muncul seiring dengan pertambahan usia disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman dan pengharapan sosial yang ditemui oleh anak laki-laki dan perempuan sejak mereka lahir. Pengalaman- pengalaman ini berhubungan dengan tiga aspek identitas gender diantaranya : peran, penipean, dan stereotip gender.
Peran Gender adalah sekumpulan perilaku minat, sikap,keahlian, dan trait kepribadian yang dianggap sesuai oleh sebuah budaya terhadap laki-laki ataupun perempuan. Dalam sejarahnya, pada kebanyakan budaya, perempuan diharapkan mendedikasikan waktu mereka untuk merawat rumah dan anak-anak, sedangkan laki-laki sebagai penyedia kebutuhan dan pelindung. Perempuan diharapkan menurut, dan laki-laki diharapkan aktif, agresif, dan kompetitif.
Penipean Gender adalah sebuah proses dimana anak mendapatkan peran gender. Ayah, terutama mempromosikan penipean gender, proses diman anak mempelajari tingkah laku yang budaya mereka anggap pantas bagi kelamin mereka masing-masing. Ayah memperlakukan anak laki-laki dan perempuan mereka lebih berbeda daripada ibi mereka. Kemudian ayah lebih banyak menghabiskan waktu dengan putra dibanding putri mereka.Ibu lebih banyak berbicara dan mendukung putri daripada putra mereka.
Stereotip Gender adalah sebuah generalisasi yang sudah ada sebelumnya mengenai perilaku laki-laki atau perempuan, seperti : Semua perempuan pasif dan bergantung:Semua laki-laki agresif dan mandiri. Stereotip gender diserap oleh banyak budaya.

Sabtu, 12 Juni 2010

Anak & Media

“Anak & Media : Si Dino Barney vs Si Spongebob Laut, hmmm..yang mana yaa???

“Jika melihat usia saya yang sudah bukan anak-anak lagi,tentunya saya sudah sulit untuk tertarik pada film Barney atau komik Spongebob yang notabene untuk anak-anak.Tentunya ada film,kartun,komik lain yang menurut saya lebih menarik.Tapi ternyata ketika saya menonton film Barney dan membaca komik Spongebob,pendapat saya..”menarik juga..” Jadi teringat masa kecil saya dulu yang selalu dipenuhi rasa ingin tahu dan keceriaan khas anak-anak. Film dan komik tersebut saya rasa cocok untuk dijadikan orang tua sebagai media pembelajaran bagi balitanya yang biasanya sedang kritis-kritisnya bila melihat hal baru. Apalagi pada era sekarang yang sudah jarang dijumpai tayangan televisi yang benar-benar fokus untuk anak. Mari kita lihat resensi dari kedua media tersebut…

Jenis Media : Film DVD
Judul : Barney “More Barney Songs”
Durasi : 53 menit. Tanggal : 7 Mei 2007

-Penyampaian Content :
Boneka seukuran manusia (didalamnya tentunya berisi manusia yang menggunakan pakaian tokoh Barney) bercampur dengan manusia (anak-anak usia Sekolah Dasar) yang penyampaian setiap topiknya selalu diiringi dengan tarian dan nyanyian.

-Content :
Bercerita tentang Barney dkk yang bermain pertunjukkan boneka tangan. Lalu menunjukkan cara mengekspresikan perasaan, belajar berhitung/angka, belajar membaca jam, berkemah, bermain buah dan sayur, membuat balon terbang, bercerita tentang matahari, belajar tentang musim, belajar alat musik, belajar mengenal hewan, belajar cara dan manfaat membersihkan diri, mencuci tangan, sikat gigi setelah makan,mandi. Kemudian belajar membaca, belajar tentang pertumbuhan manusia ketika tidur, yang setiap topik yang disampaikan selalu diiringi dengan tarian,nyanyian.

-Tujuan atau materi yang ingin disampaikan :
*Cara mengekspresikan perasaan,bila sedang senang, wajah kita tersenyum, bila marah ekspresinya seperti apa dan diarahkan pada hal yang positif.
*Mengenal apa itu berkemah(tidur dalam tenda)
*Berhitung angka 1-10, lalu dikembangkan lagi dengan belajar membaca jam.
*Mengenal jenis buah dan sayur serta manfaatnya bagi kesehatan.
*Belajar berimajinasi untuk dapat terbang sungguhan di langit.
*Mengenal matahari dan mengetahui jasa matahari bagi yang menerangi bumi bagi kehidupan manusia.
*Mengenal musim, misal saat musim dingin cuacanya seperti apa dan cara melindungi
tubuh dari udara dingin, missal dengan menggunakan baju penghangat atau mantel.
*Mengenal alat musik.
*Mengenal hewan –hewan yang ada di peternakan, misalnya sapi yang susunya dapat diminum dan ayam yang telurnya dapat dikonsumsi.
*Mengenal cara membersihkan diri, mandi, mencuci tangan, sikat gigi setelah makan, dan menjelaskan bahayanya bahwa didalam tubuh dan gigi ada bakteri yang menempel
bila malas mandi dan menyikat gigi.
*Mengenal manfaat istirahat atau tidur, bahwa bila sedang tidur sesungguhnya disitulah terjadi pertumbuhan badan.

-Sasaran penonton :
Semua umur, namun sangat cocok untuk anak usia balita sampai usia sekolah awal (3-7 tahun) untuk mengenal hal-hal baru. Cocok untuk anak perempuan dan laki-laki.

-Pengemasan media :
Sesuai tujuan, film yang sangat menarik. Barney mengajarkan anak- anak tentang pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Cocok untuk anak usia balita dan usia sekolah awal (3-7 tahun)
.
Kelebihan:
Dikemas dengan tampilan cerah, diiringi dengan musik, tarian, dan nyanyian yang menyenangkan pada setiap topik yang disampaikan dan tidak membuat bosan.
Kelemahan:
Terlalu banyak materi yang disampaikan. Bahasanya saat menyanyi menggunakan bahasa inggris yang terkadang kurang dimengerti oleh anak-anak.Serta adanya tokoh Barney yang mungkin membuat anak bertanya-tanya dan bingung mengapa binatang dapat berbicara, dan bermain bersama dengan manusia. Disnilah peran orang tua untuk membimbing dan menjelaskan pada anaknya tentang kebingungan yang mungkin saja terjadi.

-Teori yang relevan : Teori Piaget
Analisa media film Barney ditinjau dari :
• Tahapan praoperasional (preoperational stage), (3 - 7 tahun):
Dalam tahap ini, anak mulai belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Anak sangat imajinatif di saat ini. Mulai muncul pemikiran egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.
Animisme adalah keyakinan bahwa obyek yang tidak bergerak memiliki kualiatas semacam kehidupan dan dapat bertindak. Seperti seorang anak yang mengatakan, “Pohon itu bergoyang-goyang mendorong daunnya dan daunnya jatuh.” Sedangkan Intuitif adalah anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas semua bentuk pertanyaan. Mereka mengatakan mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional.
Hubungannya dengan film, anak akan berpikir bahwa tokoh Barney yang seukuran manusia tersebut memang dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Anak dapat mengikuti tarian dan nyanyian yang disampaikan oleh pemeran dengan penuh keceriaan. Selain itu, anak juga dapat berimajinasi, misal dengan membayangkan berada di balon udara yang sedang naik ke angkasa, lalu membayangkan bakteri yang menempel bila malas membersihkan diri. Kemudian anak juga berpikir dan bertanya pada orang tuanya, mengapa tokoh Barney yang bukan seorang manusia dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia.
• Perkembangan Emosi, anak dikenalkan berbagai macam emosi seperti saat sedih, menangis, dan saat gembira tertawa.


“ Sudah selesai baca resensi film Barney kan??gimana?menarik gak?sebagai bahan perbandingan , baca resensi dari komik Spongebob..”

Jenis : Komik
Judul : Spongebob.

Di dalamnya berisi 4 cerita, diantaranya:
1. Kota Rock Bottom
2. Pengait
3. Kacang berasap
4. Sandy, Spongebob dan cacing

Penyampaian content :
Dalam media ini, penyampaian content adalah berupa komik berwarna. Penulis menunjukkan gambar-gambar yang menjelaskan maksud dialog dalam cerita yang ingin disampaikan. Pembaca akan terbantu untuk memahami cerita tersebut berdasarkan gambar yang disajikan.

Content :
1. Kota Rock Bottom:
Dalam cerita ini menceritakan tentang 2 tokoh yaiitu Spongebob dan Patrick yang pergi ke Rock Bottom. Spongebob yang awalnya berangkat dersama Patrick harus tertinggal bis yang ditumpangi Patrick yang mengantarkan mereka kembali ke Bikini Bottom. Spongebob menunggu di halte dalam waktu yang cukup lama dan sering tertinggal bis. Pada saat dia sudah merasa capek dan kesal, ada seseorang yang membantunya dengan mengembalikan balon Spongebob yang sebelumnya hilang karena terseret angin. Akhirnya Spongebob bisa kembali ke Bikini Bottom dengan menggunakan balon udara tersebut.
2. Pengait:
Tuan Crab, pemilik restauran dimana Spongebob bekerja selalu mengingatkan untuk hati-hati pada pengait. Spongebob pun mencoba mengingat pesan tersebut. Namun di tengah pekerjaan, Spongebob diajak oleh Patrick untuk menyaksikan karnaval yang sebenarnya adalah jebakan pengait, namun keduanya tidak mengetahui karena di tiap pengait ada sesuatu yang menyenangkan seperti makanan. Keasyikan Spongebob membuatnya lupa pada pekerjaan dan membuat Tuan Crab kecewa dan marah. Keesokan harinya, Spongebob kembali meninggalkan pekerjaannya dan menyaksikan karnaval. Pada akhirnya Spongebob terjebak dengan pengait. Dia kembali ke tempat kerja dan disarankan Tuan Crab untuk melepaskan celananya agar terlepas dari pengait. Pengunjung restauran menyaksikan Spongebob dan membuatnya semakin malu dan meyakinkan Tuan Crab bahwa dia akan patuh pada perintahnya. Ternyata, pancingan tersebut memang sengaja diperintahkan Tuan Crab kepada Squidward untuk memberi pelajaran pada Spongebob yang telah lalai dalam bekerja.
3. Kacang berasap:
Spongebob dan Patrick pergi ke kebun binatang Bikini Bottom. Spongebob ingin melihat pertunjukan kerang . Ternyata kerang tidak bereaksi dan membuat Spongebob melemparkan kacang untuk membangunkan kerang tanpa sepengetahuan Patrick. Ternyata kerang tersebut bangun dan marah sehingga membuat petugas meminta pengunjung pertunjukan untuk segera meninggalkan tempat karena takut bahaya. Banyak orang ingin mencari tahu siapa pelakunya. Pada akhirnya Patrick diduga bersalah dan ditangkap. Dia diletakkan di tengah pertunjukan dan dilempari kacang. Namun Spongebob tiba-tiba melakukan suatu pegakuan yang membuat keduanya dilempar kacang. Petugas pertunjukan tiba-tiba menghentikan pelemparan kacang dan mengumumkan bahwa pelaku utama adalah Tuan Crab karena telah mencuri mutiara dari kerang tersebut.
4. Sandy, Spongebob dan cacing:
Di dunia Bikini Bottom ada kejadian yang aneh dimana rumah Spongebob, ekor Sandy dan beberapa alat termakan yang diduga dilakukan oleh cacing raksasa dari Alaska. Sandy adalah korban yang paling kecewa dan ingin melawan cacing tersebut, namun niatnya dihalangi oleh Spongebob karena cacing tersebut berbahaya. Saat Sandy dan Spongebob tiba di gua, Sandy merasa menjadi pahlawan karena merasa telah menemukan cacing tersebut. Ternyata tanpa dia sadari, tempat dimana dia berdiri adalah lidah cacing raksasa tersebut. Cacing tersebut marah dan mencoba mengejar keduanya. Namun pada akhirnya mereka berani lolos dan berhasil mengalahkan cacing raksasa.
Tujuan/materi yang ingin disampaikan :
1. Kota Rock Bottom:
Dalam cerita ini, penulis ingin menyampaikan agar kita menjadi seseorang yang pemberani serta pantang menyerah. Di tengah kegelisahan ternyata tanpa disangka akan ada bantuan yang kita butuhkan.
2. Pengait:
Sebagai seseorang yang punya kewajiban dalam bekerja kita harus loyal dan patuh pada aturan. Apapun hal yang membuat kita tergiur, kita tetap harus fokus bekerja.
3. Kacang berasap:
Diharapkan agar kita menjadi orang jujur dan tanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Kita tidak boleh mengkambinghitamkan seseorang atau menjadikan orang lain sebagai korban dari perilaku yang kita lakukan.
4. Sandy, Spongebob dan cacing:
Kita harus menjadi pemberani dan mencari solusi atas masalah yang ada. Namun kita tidak diperbolehkan untuk sombong karena bisa menjadi boomerang bagi kita sendiri.

Sasaran pembaca:
Untuk anak usia anak-anak hingga remaja (4 -18 tahun an)
Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan

Pengemasan media :
Dari segi tampilan media yang menunjukkan gambar berwarna sudah menarik pembaca, content dari media tersebut juga sudah cukup sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan. Namun, untuk anak-anak, sebenarnya kurang sesuai karena gambar dan beberapa cerita kurang logis/tidak sesuai dengan kenyataan (rumah nanas, terbang dengan balon, binatang yang berbicara seperti manusia). Bentuk dari tokohnya aneh dan sifat-sifat yang digambarkan seperti berbohong, pendendam, tidak setia kawan dikhawatirkan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, untuk anak-anak disarankan dibimbing oleh orangtuanya saat membaca agar tidak menyerap sesuatu yang salah. Sehingga pada akhirnya orang tua bisa mengarahkan dan cerita tersebut bisa member pelajaran dan manfaat tersendiri bagi pembaca.

Alasan sesuai teori:
Berikut analisa media komik ditinjau dari usia perkembangannya (4 – 18 tahun):
• Tahapan praoperasional (2 - 7 tahun):
Dalam tahap ini, anak mulai belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Anak sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan. Hubungannya dengan komik, anak akan berpikir bahwa tokoh dalam komik tersebut seperti manusia. Ada perasaan bahagia dan ada senang seperti dalam cerita.
• Tahapan operasional konkrit (7 – 11 tahun):
Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar, dan pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objek. Dalam komik ini, anak bisa membedakan atau mengklasifikasi mana tokoh yahng baik dan buruk.
• Tahapan operasional formal (11 tahun ke atas):
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Hampi sama dengan tahap operasinal konkrit dimana anak sudah bisa mengklasifikasikan sesuatu, namun mereka mulai berpikir logis. Sebagai contoh, tidak mungkin dalam kehidupan nyata ada rumah nanas, ada kehidupan seperti manusia di dalam laut, binatang bisa berbicara.
Berdasarkan tugas perkembangan:
Pada masa kanak-kanak, individu udah mengenal dan menguasai sejumlah pembendaharaan kata-kata (vocabulary); usia sekitar 3-4 tahun pembendaharaanya sekitar 300 dan pada usia 6-8 tahun ia dengan enag 2.500 kata, bahkan dapat diduga lebih dari jumlah terebut (Lefrancois, 1975:186; Crow & Crow, 1956:65);
Pada masa anak sekolah, dengan dikuasai nya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, maka periode 6-8 tahun ia dengan senang hati sekali membaca dan mendengar dongen fantasi; usia 10-12 gemar membaca cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan, riwayat para pahlawan, dan sebagainya);

Analisa perbandingan kedua media :
Film Barney dikemas dengan tampilan yang menarik,dengan warna-warna cerah, dan selalu diiringi dengan tarian dan nyanyian bersama pada setiap topic yang disampaikan. Film Barney sangat memberikan manfaat bagi anak- anak yang menontonnya, karena Barney memainkan peran dengan penuh sukacita dalam mengajarkan berbagai hal misalnya anak diajari cara menunjukkan perasaan, mengenal macam buah dan sayur, cara membersihkan diri, berhitung angka,berimajinasi, mengenal macam- macam musim, mengenal nama hewan dan manfaatnya, mengenal manfaat matahari, dan lain-lain.
Film Barney mengajarkan cara belajar yang santai yang mudah diterima oleh anak-anak,melalui pembelajaran yang diiringi dengan tarian dan nyanyian sehingga membuat anak merasa senang dan tidak cepat bosan dalam menonton film ini.Sekali mendayung, dua pulau terlampaui. Begitu istilah peribahasa yang saya dapat gunakan dalam menyimpulkan film ini, karena anak dapat belajar sekaligus bermain dalam satu waktu.
Sedangkan komik Spongebob, memang tampilan komiknya dikemas menarik dengan warna-warna cerah, akan tetapi menjadi tidak masuk akal karena ada kehidupan di bawah laut yang dapat berbicara seperti manusia. Selain itu, karakter tokoh yang ditampilkan juga cenderung buruk (licik) dalam persaingan sehingga dikhawatirkan anak menjadi salah tanggap dalam memaknai komik tersebut dan menirunya. Perlu brimbingan orang tua yang cukup untuk menjelaskan pada anak mana manfaat positif yang dapat diambil dan makna negative yang tidak boleh ditiru dalam komik Spongebob ini.

Conclusion :
Saya sarankan pada para orang tua di muka bumi ini yang membaca blog saya..Saya lebih menyukai Film Barney karena lebih menarik dan lebih banyak manfaatnya. Anak dapat mengenal hal baru. Cara pembelajaran yang tidak monoton. Dapat belajar sekaligus bermain. Sedangkan komik Spongebob, isinya kurang menarik,karakter tokoh yang cenderung buruk sehingga menurut saya hanya bisa dijadikan bacaan sepintas (untuk refreshing) saja, bukan untuk media pembelajaran.
“ Selanjutnya terserah anda…”
Terima Kasih…
Sebenarnya mau saya tampilkan gambar..tapi tidak memungkinkan krena suatu hal..