Dunia Psikologi Perkembangan...

Dunia Fantastis..

Rabu, 13 April 2011

Hubungan Orang Tua dan Anak Dewasanya

Psikologi Keluarga

Alhamdulillah..Di kesempatan kali ini, saya akan berbagi ”secuil” tentang fakta dalam kehidupan keluarga..Semoga bermanfaat..
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti ras dan warga yang berarti anggota. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Hubungan orang tua dan anak dewasanya...
Rasa saling ketergantungan dalam keluarga adalah efek yang alami, karena dapat dinyatakan keluarga adalah awal dari anak untuk mulai mengenal dunia, tumbuh dan berkembang sehingga pasti terjadi kebiasaan-kebiasaan yang dijalani bersama. Rasa ketergantungan itulah  yang akan terus ada sepanjang hidup diantara orang tua dan anak- anak mereka, meskipun pada akhirnya anak pasti akan tumbuh dewasa. Saat anak masih dalam usia dini hingga remaja, orang tualah yang intens dalam memberikan bantuan pada anak. Bagaimanapun juga, anak tetap disebut anak meski telah dewasa. Banyak anggapan bila anak telah dewasa terutama bila sudah menikah atau memiliki penghasilan sendiri, akan lepas sepenuhnya dari tanggung jawab orang tua. Namun pada banyak peristiwa ,kenyataannya tidak juga seperti itu. Misalnya, bila anak sudah menikah dan tinggalnya sudah pisah dari orang tua mereka, pada awalnya orang tua pasti akan merasa kehilangan dan kerinduan yang mendalam, dapat diistilahkan dalam bahasa Jawa ” anakku wes dipek uwong”. Orang tua pun biasanya malah memberi perhatian yang lebih. Orang tua akan banyak memberikan saran, dan menanyakan kabar pada anaknya dan tak jarang yang masih membantu anaknya dari segi finansial, atau bahkan membantu dalam bentuk pemberian perabot rumah tangga untuk rumah anaknya. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh adanya rasa takut dalam diri orang tua bahwa pada awal pernikahan anak mereka, anaknya tak dapat hidup dengan layak seperti saat masih tinggal bersama. Padahal, anak sangat menikmati hidup baru mereka dengan pasangannya.
Tetapi bantuan tersebut berangsur-angsur akan memudar, seiring dengan perkembangan kehidupan anak. Anak semakin mandiri dengan keluarga kecilnya, dan ada saatnya anak akan memiliki karir yang semakin menanjak dan berpenghasilan yang lebih dari cukup. Meski orang tua tak pernah meminta, namun saat itulah biasanya anak mulai untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk orang tua mereka. Terlebih bila orang tuanya sudah dalam masa pensiun dan sakit tua. Akan berbalik menjadi anak yang akan ”memanjakan” orang tua mereka, merawat mereka, sebagai rasa balas budi dan tanggung jawab terhadap orang tua. Dan bila cucu telah hadir, perhatian orang tua pun akan teralih dan memanjakan cucunya.
Bagi saya pribadi, tiada tempat yang paling hangat dan nyaman selain keluarga. Keluargalah yang paling mengerti tingkah polah dan kepribadian saya. Sayangi keluargamu terutama orang tuamu, selagi fisik masih sanggup untuk bertemu, agar tak ada penyesalan di hari esok.